Masyarakat Indonesia tampaknya cukup selektif dalam mengonsumsi berita yang tersebar di dunia maya.
Hal itu terlihat dari laporan survei hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Status Literasi Digital di Indonesia 2022.
Laporan itu menunjukkan, mayoritas atau 53% responden selalu mempermasalahkan berita online yang berisi kutipan dari sumber anonim atau tidak mencantumkan sumber sama sekali.
Kemudian 46% responden tak pernah melanjutkan baca berita yang berisi banyak kesalahan ejaan atau salah ketik (typo).
Ada pula 44% responden yang tak pernah melanjutkan membaca suatu berita, jika berita tersebut tidak mencantumkan nama penulisnya.
Di sisi lain, hanya ada sedikit responden yang memiliki kebiasaan negatif, seperti sering mengonsumsi berita tanpa sumber yang jelas, sering membaca berita dengan typo, dan sering mengakses berita tanpa nama penulis yang jelas. Rincian persentasenya dapat dilihat pada grafik di atas.
Kementerian Kominfo dan KIC melakukan survei ini terhadap 10.000 pengguna internet berusia 13-70 tahun yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia.
Survei dilakukan pada periode Agustus-September 2022 melalui wawancara tatap muka. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan sekitar 0,98% dan interval kepercayaan 95%.
Responden memiliki beragam latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, wiraswasta, pekerja, pelajar, petani, dan lain-lainnya. Laporan lengkap mengenai survei ini dapat diakses dan diunduh melalui tautan https://survei.literasidigital.id/.
(Baca: Mayoritas Orang Indonesia Mengakses Internet Lebih dari 6 Jam Sehari)