Imbas Varian Virus Corona Baru, Positivity Rate Covid-19 RI Meningkat Lagi

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Cindy Mutia Annur 13/02/2023 12:42 WIB
Positivity Rate Covid-19 Indonesia Mingguan (November 2022– Februari 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Kasus Covid-19 di Tanah Air meningkat dalam beberapa waktu terakhir setelah varian virus corona baru bermunculan. Akibatnya, orang terkonfirmasi positif dari keseluruhan yang dites (positivity rate) Covid-19 di Indonesia juga kembali naik.

Berdasarkan laporan Satgas Penanganan Covid-19, positivity rate Covid-19 mingguan nasional pada pekan pertama Februari 2023 sebesar 1,54%. Angka ini naik 0,21 poin dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 1,33 poin.

Padahal, jika melihat tren positivity rate Covid-19 mingguan nasional sejak November 2022 pertengahan angkanya cenderung terus menurun. Bahkan, angkanya mencapai titik terendah pada pekan kelima Januari 2023 seperti terlihat pada grafik.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa naiknya kasus Covid-19 yang terjadi dalam negeri beberapa waktu terakhir disebabkan oleh varian baru virus corona. Teranyar, varian baru tersebut yang terdeteksi di Indonesia yakni varian Kraken atau XBB.1.5.

Alhasil, menurut dia, kenaikan kasus Covid-19  di Indonesia bukan karena mobilitas masyarakat yang semakin tinggi karena pelonggaran kebijakan pemerintah.

"Sebetulnya kesimpulan berbasis sains yang kami amati, kenaikan kasus itu terjadi karena adanya varian baru. Bukan karena mobilitas atau ada acara-acara, tetapi selalu ada varian baru yang seperti kita lihat, saat ada varian Delta, kasusnya naik di Indonesia," ujar Budi dikutip dari Republika, Rabu (8/2/2023).

Hal yang sama juga terjadi saat varian Omicron masuk ke Indonesia, dan berimbas kepada naiknya kasus Covid-19. Meski demikian, Budi mengatakan, pemerintah sudah memiliki sejumlah strategi dalam mencegah menyebarnya varian baru di Indonesia.

"Indonesia mempersiapkan diri, strategi penanganan pandemi salah satunya yang utama kami memastikan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi varian baru. Tadinya menggunakan teknologi genome sequence, tadinya kita hanya punya 8 alat, sekarang kita punya 50 alat," ujar Budi.

Dengan teknologi genome sequence tersebut, Indonesia dapat lebih cepat mengidentifikasi adanya varian baru Covid-19 di Indonesia. 

Layaknya seperti perang, Budi menganalogikan teknologi tersebut bertugas untuk memantau musuhnya. "Dengan mekanisme ini, salah satu strategi utama penanganan pandemi di mana pemerintah tahu jenis musuhnya, siapa dia, dan ada di mana. Pemerintah bisa melakukan respons yang tepat," ujar Budi.

(Baca:  Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Urutan Ke-25 di Asia)

Editor : Padjar Iswara
Data Populer
Lihat Semua