Menurut International Energy Agency (IEA), negara penghasil batu bara terbesar di dunia pada 2022 adalah Tiongkok.
IEA mengestimasikan sepanjang 2022 Tiongkok memproduksi 4,2 miliar ton batu bara, terdiri dari 3,6 miliar ton batu bara termal/lignit, ditambah 676 juta ton batu bara metalurgi.
Batu bara termal dan lignit umumnya digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik, sedangkan batu bara metalurgi untuk bahan baku membuat baja.
Negara penghasil batu bara terbesar berikutnya adalah India, Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Rusia, dan Uni Eropa dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Secara keseluruhan, IEA memperkirakan volume produksi batu bara global sepanjang 2022 mencapai 8,3 miliar ton, meningkat 5,4% dibanding 2021.
"Meski prospek ekonomi memburuk, pasokan batu bara global diperkirakan mencapai rekor tertinggi baru pada 2022. Permintaan batu bara meningkat, sebagai respons atas lonjakan harga gas bumi," kata IEA dalam laporan Coal 2022, Analysis and Forecast to 2025.
"Pada 2022 Tiongkok dan India terus menggenjot produksi batu baranya demi mengatasi kekurangan pasokan, serta mengimbangi turunnya produksi batu bara Rusia setelah mereka menginvasi Ukraina dan disanksi negara Barat," lanjutnya.
Seiring dengan naiknya produksi Tiongkok dan India, IEA memperkirakan produksi batu bara Indonesia bakal turun dalam beberapa tahun ke depan.
"Kami memproyeksikan produksi batu bara Indonesia berkurang rata-rata 2,2% per tahun, karena turunnya permintaan dari negara tujuan ekspor utama, yaitu Tiongkok dan India," kata IEA.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan produksi batu bara Indonesia turun menjadi 582 juta ton pada 2025," ujar IEA.
(Baca: Harga Batu Bara Australia Lebih Mahal dari Indonesia Sepanjang 2022)