Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, pada Oktober 2022 rata-rata harga beras kualitas premium secara nasional mencapai Rp12.800/kg.
Harga beras premium tersebut naik 1,58% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom), meningkat 4,06% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy), serta menjadi rekor tertinggi sejak 2018 seperti terlihat pada grafik.
Kenaikan juga terjadi pada beras kualitas medium. Pada Oktober 2022 rata-rata harga beras medium nasional berada di level Rp10.800/kg. Harga ini naik 1,88% secara bulanan (mom) dan meningkat 4,85% secara tahunan (yoy).
Harga beras medium pada Oktober 2022 sudah menyamai level April 2021, yang merupakan harga tertinggi sejak 2018.
Cadangan Beras Menipis, Pemerintah Tak Bisa Intervensi Harga?
Di tengah tren kenaikan harga ini, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan cadangan beras pemerintah yang dikelola Badan Urusan Logistik (Bulog) tengah menipis dan akan terus turun hingga menjadi 342,8 ribu ton sampai akhir 2022.
"(Menipisnya cadangan beras pemerintah) ini akan sangat bahaya, karena Bulog tidak bisa intervensi pada saat harga tinggi," kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
"Dan kalau ada kejadian luar biasa seperti gempa di Cianjur, Bulog harus tetap punya stok," lanjutnya.
Arief juga menyatakan, Bulog saat ini kesulitan menyerap gabah karena harganya di pasaran lebih tinggi dari kemampuan anggaran Bulog.
"Hari ini untuk cari gabah di lapangan dengan harga Rp4.200 per kg sulit. Kemudian di lapangan harga gabah di atas Rp5.000 atau di atas Rp5.500 per kg. Tentunya ini rebutan gabah di market," kata Arief.
Di sisi lain, Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan pasokan beras nasional yang dikuasai pemerintah masih aman untuk enam bulan ke depan, dan siap digelontorkan kapan saja melalui operasi pasar.
"Masyarakat jangan khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau, walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” kata Budi Waseso dalam siaran pers di situs resmi Bulog, Jumat (18/11/2022).
Menurut Budi, jumlah stok beras Bulog sampai pertengahan November 2022 berjumlah 625 ribu ton di dalam negeri dan 500 ribu ton di luar negeri.
"Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia, ditambah stok beras komersil hasil kerja sama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah," kata Budi.
(Baca: Konsumsi Beras Penduduk RI Meningkat sejak Pandemi)