Gelombang PHK Startup Makin Tinggi pada November 2022

Ketenagakerjaan
1
Adi Ahdiat 23/11/2022 11:20 WIB
Jumlah Karyawan Startup dan Raksasa Teknologi Global yang Terkena PHK (Januari-November 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Perusahaan e-commerce enabler SIRCLO baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 160 karyawannya. Menurut keterangan perusahaan, langkah ini dilakukan demi efisiensi dan adaptasi dengan tantangan ekonomi makro.

"Dalam situasi kondisi ekonomi makro yang menantang, SIRCLO Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan," kata Brian Marshal, Founder dan CEO SIRCLO Group dalam siaran persnya, Selasa (22/11/2022).

Langkah yang dilakukan SIRCLO ini menambah panjang daftar kasus PHK di kalangan startup.

Menurut data Layoffs.fyi, sejak awal tahun sampai 23 November 2022 sudah ada 850 startup dan perusahaan teknologi mapan di seluruh dunia yang melakukan PHK. Jumlah total karyawan yang dipecat mencapai 137 ribu orang.

Secara global, pemecatan paling banyak terjadi pada bulan November 2022 dengan korban PHK sekitar 45 ribu orang. Angka tersebut mencakup PHK karyawan Meta, Amazon, Twitter, GoTo, serta SIRCLO.

Pada November 2022 perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, yaitu Meta, telah melakukan PHK terhadap 11 ribu karyawan. Di bulan yang sama Amazon memecat 10 ribu karyawan, Twitter 3.700 karyawan, dan GoTo 1,3 ribu karyawan.

Menurut Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro, tren PHK ini muncul karena banyak startup mengalami penurunan pendapatan dan sulit meraih pendanaan.

"Kami para investor, meski prihatin dengan dampak PHK ke karyawan maupun ke ekonomi, dapat memahami mengapa PHK dilakukan," kata Eddi, seperti dilansir Katadata.co.id, Senin (21/11/2022).

Sementara itu pakar bisnis Rhenald Kasali menilai gelombang PHK bukan semata-mata terjadi karena kondisi ekonomi makro, tapi dipengaruhi juga tren 'bakar uang' di kalangan startup, yakni menghabiskan modal untuk mendorong kegiatan promosi yang belum ada kepastian imbal hasilnya.

"Jangan mencari kambing hitam. Barangkali kita sendiri yang mismanagement. Buka laporan keuangan Anda, jelaskan dengan sebaik-baiknya. Jangan-jangan Anda 'bakar uang' memang berlebihan," kata Rhenald, dilansir Katadata.co.id, Senin (21/11/2022).

(Baca: Pendanaan Startup Global Anjlok 54% pada Kuartal III 2022)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua