Jumlah pedagang (merchant) di Ibu Kota yang melayani transaksi lewat QR Code Indonesian Standard (QRIS) terus meningkat.
Menurut Laporan Perekonomian Agustus 2022 Provinsi DKI Jakarta yang dirilis Bank Indonesia (BI), pada awal pandemi kuartal I 2020 baru ada sekitar 672 ribu merchant QRIS di Ibu Kota.
Setelah itu jumlahnya terus bertambah sampai naik sekitar lima kali lipat jadi 3,69 juta merchant pada kuartal II 2022.
Pada kuartal II 2022 merchant QRIS di DKI Jakarta didominasi oleh usaha mikro dengan persentase 38%. Kemudian 31% tergolong usaha kecil, 21% usaha menengah, 7% usaha besar, dan 3% usaha reguler.
"Penambahan jumlah merchant QRIS tertinggi pada usaha menengah sebanyak 133,49 ribu. Hal ini mengindikasikan semakin meluasnya minat pelaku usaha dalam memanfaatkan QRIS sebagai salah satu alat pembayaran nontunai," kata BI dalam laporannya.
BI menyatakan QRIS bisa memberi banyak manfaat bagi merchant, seperti mengurangi risiko pencurian/kehilangan uang tunai, mengurangi risiko pembayaran dengan uang palsu, dan semua transaksi bisa langsung tercatat secara otomatis.
BI juga menyebut QRIS dapat membantu merchant membangun profil kredit, sehingga peluang untuk mendapat modal kerja dari bank semakin besar.
(Baca: Ini Bank Penyalur Kredit Usaha Rakyat Terbesar sampai 2022)