Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan penguatan komitmen pemerintah dalam mendorong daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan, pada 2015 nilai akad penyaluran KUR baru Rp22,79 triliun dengan jumlah debitur sekitar 1 juta orang.
Kemudian di tahun-tahun berikutnya terus terjadi peningkatan seperti terlihat pada grafik. Untuk tahun ini nilai akad penyaluran KUR sudah mencapai Rp293,66 triliun dengan jumlah debitur sekitar 7 juta orang per tanggal 25 Oktober 2022.
"Penyaluran KUR memberikan dampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang pada tahun 2016 berkontribusi sebesar 0,76% terhadap produk domestik bruto (PDB), menjadi sebesar 2,08% terhadap PDB pada triwulan I-2022," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Jumat (22/7/2022).
"KUR juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja baru, yang pada tahun 2021 berhasil menyerap 12,6 juta tenaga kerja," lanjut Airlangga.
Pemerintah Bakal Naikkan Plafon KUR pada 2023
Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pemerintah berencana menaikkan lagi plafon KUR dari Rp373 triliun pada 2022 menjadi Rp460 triliun pada 2023.
"(Penaikan plafon KUR) ini sudah pasti dan ditetapkan. Ini semakin besar jumlahnya," kata Teten, dilansir Bisnis.com, Kamis (6/10/2022).
"Dengan jumlah KUR yang lebih besar, kami akan mengembangkan bisnis model juga, misalkan UMKM yang sudah masuk ke klaster Blibli atau Ranch Market, ini bisa memakai KUR Klaster dengan plafon sampai Rp500 juta per orang," lanjutnya.
"Konsep serta kebijakan sudah ada, tapi kebijakan nggak punya kaki sendiri, mesti piloting dulu. Saya sudah bikin piloting banyak sekali dan akan di-launching pada November," pungkas Teten.
(Baca: Indonesia Punya UMKM Terbanyak di ASEAN, Bagaimana Daya Saingnya?)