Berdasarkan data BP, produksi gas Indonesia sebesar 59,29 miliar meter kubik pada 2021. Angka tersebut turun 0,41% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan demikian, produksi gas nasional turun untuk yang ke sepuluh kalinya dalam satu dekade terakhir seperti terlihat pada grafik. Jika dibandingkan dengan posisi 2021, produksi gas Indonesia turun 19,01 miliar kubik (24,27%).
Sementara, konsumsi gas Indonesia pada 2021 sebesar 37,08 miliar meter kubik. Angka tersebut turun 1,16% dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi 2012, konsumsi gas domestik juga turun 5,89 miliar meter kubik (13,71%).
Berdasarkan data tersebut, penurunan produksi gas lebih cepat dibandingkan dengan konsumsi membuat neraca gas Indonesia menyempit menjadi 22,21 miliar meter kubik pada 2021 dibandingkan satu dekade lalu yang mencapai 35,33 miliar meter kubik.
Sebagai informasi, pada 2005 pemerintah melakukan konversi penggunaan minyak tanah dengan menggunakan gas LPG pada 2007. Program tersebut sukses, di mana sebagian besar masyarakat saat ini menggunakan bahan bakar gas LPG.
Namun, kini muncul wacana konversi penggunaan kompor gas akan diganti kompor induksi (listrik). Wacana tersebut akibat tingginya subsidi gas yang salah sasaran dan tidak dapat diselesaikan pemerintah membuat subsidi gas membengkak membebani anggaran pemerintah.
Salah satu alasan konversi kompor gas ke kompor listrik karena pasokan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) selalu oversupply.
(Baca: Produksi Gas Alam Indonesia Turun 7,75% pada 2020)