Pemerintah tengah mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik demi menekan penggunaan bahan bakar berbasis fosil. Dengan begitu, kebutuhan baterai mobil listrik juga harus dipenuhi.
Perusahaan-perusahaan asing juga menaruh minat besar terhadap pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Perusahaan asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), bekerja sama dengan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$5,97 miliar atau sekitar Rp 85,77 triliun.
CATL merupakan perusahaan asal China yang saat ini memimpin di antara produsen baterai untuk kendaraan listrik di dunia. Menurut Saur Energy, kapasitas baterai daya terpasang CATL mencapai 96,7 Gigawatt Hours (GWh), naik dari 36,2 GWh tahun sebelumnya, peningkatan yang mengesankan sebesar 167,13 persen. Menurut Bloomberg, kinerja CATL pada Januari hingga Maret 2022 berhasil menduduki 35 persen pangsa pasar baterai lithium-ion otomatis dunia.
LG Energy Solution (LGES) menempati posisi kedua produsen baterai di dunia dengan kapasitas terpasang 60,2 GWh. Perusahaan asal Korea Selatan ini menyumbang 15,9 persen baterai EV global.
Sebagai informasi, presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan listrik, untuk kendaraan dinas operasional dan kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penggunaan mobil listrik dinilai lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Apalagi di tengah tingginya harga energi saat ini imbas ketatnya pasokan di tengah permintaan yang meningkat, yang diperparah dengan konflik geopolitik imbas perang Rusia dan Ukraina.
(baca: Penunjang Industri Baterai, Ini Negara dengan Cadangan Mangan Terbesar)