McKinsey: Adopsi Kendaraan Listrik Indonesia Masih Kalah dari Thailand dan Malaysia

Transportasi & Logistik
1
Annissa Mutia 16/09/2022 18:20 WIB
Adopsi Kendaraan Listrik di Antara Negara Asia yang Pasar Kendaraan Listriknya Sedang Berkembang (2021)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan semua instansi pemerintah mengganti mobil dinasnya menjadi mobil listrik. Aturan ini sebagai komitmen Jokowi dalam menerapkan transisi energi dari sumber fosil ke energi baru dan terbarukan.

Titah Jokowi ini tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 yang terbit pada 13 September lalu, berlaku untuk para menteri, gubernur, bupati, wali kota, Polri, TNI hingga Kejaksaan Agung. Secara khusus Jokowi menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyelesaikan masalah yang menghambat implementasi program tersebut.

Menurut McKinsey, sektor transportasi menyumbang sekitar 17 persen dari emisi gas rumah kaca global. Oleh sebab itu, merangsang pasokan dan permintaan untuk adopsi kendaraan listrik (EV) di pasar massal akan menjadi sangat penting bagi negara-negara Asia untuk memenuhi tujuan emisi nasional dan target perubahan iklim global tidak melebihi 1,5 derajat celcius.

Sektor transportasi merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar, sehingga kemajuannya akan sangat penting untuk memenuhi tantangan perubahan iklim di Asia. McKinsey memperkirakan bahwa antara 2018 dan 2050, sektor transportasi dapat berkontribusi sekitar 14 persen dari potensi pengurangan emisi.

Di negara-negara Asia, konsumen mengadopsi EV dengan kecepatan yang berbeda. Dibandingkan dengan pasar yang matang, seperti Cina dan Jepang, negara berkembang Asia—khususnya India dan ASEAN—tertinggal. Pada tahun 2021, EV menghasilkan kurang dari 1 persen dari penjualan kendaraan baru di wilayah ini

Tercatat, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih tertinggal di antara negara di Asia yang pangsa pasar kendaraan listriknya sedang berkembang. McKinsey menyebut, masyarakat yang mengadopsi kendaraan listrik di tanah air hanya 0,1%, tertinggal dari Thailand dan India yang adopsinya mencapai 0,7% dan 0,5%. Bahkan, adopsi EV di Malaysia masih lebih unggul dari Indonesia yang sebesar 0,3%.

Kendati demikian, McKinsey memprediksi adopsi kendaraan roda empat listrik (E4W) di Indonesia akan tumbuh pesat. Pasalnya, Thailand dan Indonesia sudah menjadi pusat produksi otomotif regional utama. 

(baca: 10 Perusahaan Baterai Kendaraan Listrik Terbesar, Juaranya dari Tiongkok)

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua