Pihak yang Menjadi Rujukan untuk Mengklarifikasi Hoaks

1
Hanif Gusman 19/07/2022 20:24 WIB
Image Loader
Memuat...
60 Persen Masyarakat Andalkan Internet untuk Mengklarifikasi Hoaks
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Di antara rujukan yang digunakan masyarakat untuk mengklarifikasi hoaks, internet merupakan yang paling dipercaya. Berdasarkan survei Status Literasi Digital 2021 yang disusun Katadata Insight Center (KIC) dan Kominfo, ditemukan 59,6 persen responden memilih mencari via internet untuk mendapatkan rujukan guna mengklarifikasi disinformasi.


Konten yang paling banyak ditemui mengandung hoaks, yaitu topik politik, kesehatan, dan agama. Dibandingkan dengan 2020, terjadi peningkatan hoaks pada topik politik dan penurunan pada kesehatan dan agama.


Guna mengklarifikasi informasi yang mengandung isu hoaks tersebut, semakin banyak masyarakat yang mencari di internet tentang keabsahannya. Hal ini meningkat dibandingkan dengan angka pada tahun sebelumnya, yakni dari 52,4 persen (2020) menjadi 59,6 persen (2021).


Selain itu, 47,6 persen masyarakat mencari klarifikasi informasi juga dari keluarga dan saudara. Pada 2020, keluarga dan saudara merupakan rujukan utama masyarakat untuk mengklarifikasi hoaks. Sementara itu, 20,6 persen masyarakat mencari melalui situs pemerintah.


Pada sisi lain, tetap ada masyarakat yang tidak melakukan apapun ketika menerima informasi yang mengandung hoaks. Sekitar 12,2 persen masyarakat memilih membiarkan atau tidak mencari rujukan apapun setelah menerima hoaks.


Survei Literasi Digital 2021 menggambarkan penggunaan media secara umum dan kondisi literasi digital masyarakat Indonesia. Total responden survei ini berjumlah 10 ribu orang (nasional) dengan keterwakilan 7.565 responden dari wilayah Barat, 2.000 responden dari wilayah Tengah dan 435 responden dari wilayah Timur. Proporsi responden di tiap wilayah mengikuti data sensus Badan Pusat Statistik 2020.

Editor : Dini Hariyanti

Data Populer

Lihat Semua