Menurut Our World in Data, selama periode 6 Mei-2 Juni 2022 sudah ada 782 kasus konfirmasi cacar monyet yang tersebar di 27 negara.
Kasusnya meningkat cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir, seperti terlihat pada grafik.
Cacar monyet disebabkan oleh virus MPXV yang bersifat zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia. Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia terjadi pada 1970.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), awalnya cacar monyet hanya ditemukan di wilayah Afrika bagian barat dan tengah.
Namun, saat ini penularan cacar monyet terjadi di luar wilayah asalnya dan telah menyebar ke negara-negara di kawasan Eropa, Uni Emirat Arab, Australia, Meksiko, dan Israel.
Pencegahan Penularan Cacar Monyet
WHO menyebut virus cacar monyet dapat menular melalui darah, cairan tubuh, air liur, dan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
Gejala fase awal terjadi pada 1-3 hari infeksi pertama, bisa berupa demam tinggi, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, dan ruam kulit berisi cairan.
Ruam kulit cacar monyet cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. Namun, ruam juga bisa muncul di mulut, alat kelamin, dan area mata.
Berikut langkah pencegahan penularan cacar monyet menurut WHO:
- Menghindari kontak dekat dan kontak fisik dengan orang yang bergejala cacar monyet.
- Menggunakan masker jika melakukan kontak dekat dengan orang bergejala.
- Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan orang bergejala.
- Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik/benda yang mungkin tersentuh orang bergejala.
- Jika mengalami gejala, segera isolasi diri di rumah dan hubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Menurut WHO, gejala cacar monyet biasanya berlangsung antara 2-4 pekan dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
Penyakit ini juga dapat menimbulkan komplikasi medis atau gejala serius pada beberapa individu dengan imun lemah, namun jarang menimbulkan kematian.
(Baca Juga: 5 Negara dengan Kasus Cacar Monyet Tertinggi pada Mei 2022)