Indeks tersebut naik sekitar 8,5% dibanding Januari 2022, sekaligus menjadi level tertingginya dalam 10 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.
Menurut FAO, peningkatan indeks harga minyak nabati dunia sebagian besar didorong oleh naiknya harga minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
FAO menilai kenaikan harga minyak sawit terjadi akibat melonjaknya permintaan impor di pasar dunia, namun jumlah pasokan dari Indonesia sebagai negara eksportir minyak sawit terbesar kian berkurang.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak kedelai dan minyak bunga matahari dunia dinilai terjadi akibat terdampak konflik Rusia-Ukraina.
FAO juga menyebut lonjakan harga minyak bumi turut memberi pengaruh kepada naiknya harga-harga minyak nabati di pasar global.