Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, para investor di pasar finansial global menghindari aset-aset yang dianggap berisiko seperti mata uang kripto dan beralih ke aset yang dianggap aman (safe haven), seperti mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Dari laman Coinbase, pasar uang kripto terkoreksi 3,62% dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) ditransaksikan turun 4,04% ke level Rp598,39 juta per koin pada perdagangan Kamis, 4 Maret 2022, hingga pukul 16.35 WIB.
Solana memimpin pelemahan uang kripto berkapitalisasi besar kali ini. Uang digital dengan kode SOL tersebut terpuruk 7,29% menjadi Rp1,33 juta per koin. Diikuti Ethereum (ETH) terkoreksi 5,91% ke posisi Rp39,3 juta per koin, dan Polkadot (DOT) turun 5,22% ke level Rp248,32 ribu per koin.
Ada pula Avalanche (AVAX) yang mencatat penurunan 4,66% ke posisi Rp1,14 ribu per koin, kemudian Cardano turun 4,17% ke Rp12,63 ribu per koin, Dogecoin (DOGE) turun 3,84% menjadi Rp1,83 ribu per koin.
(Baca: Berinvestasi Uang Kripto Berisiko Tinggi, Ini Buktinya!)
Setelahnya ada XRP (XRP) turun 3,67% menjadi Rp10,62 ribu per koin, kemudian Binance Coin (BNB) terkoreksi 2,61% menjadi Rp5,7 juta per koin, serta Terra (Luna) yang turun 0,55% menjadi Rp1,32 juta per koin.
Ke-10 mata uang tersebut memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp240 triliun. Bitcoin merupakan yang terbesar dengan kapitalisasi mencapai Rp11,37 kuadriliun.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, indeks dolar AS (DXY) ditransaksikan kembali naik 0,32% ke level 98,11 pada perdagangan akhir pekan ini hingga pukul 17.27 WIB. Angka tersebut merupakan level tertingginya sejak awal Juni 2020.
Kenaikan dolar AS tersebut dipicu oleh kekhawatiran bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera menaikkan suku bunga acuan yang saat ini sedang berada di level terendahnya 0,25%.
Inflasi AS yang tinggi memunculkan spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.