Buku Outlook Komoditas bawang putih 2020 yang dirilis Kementerian Pertanian (Kementan) memuat informasi tentang proyeksi produksi bawang putih nasional. Kementan memperkirakan, produksi bawang putih di Indonesia akan terus meningkat hingga 2024 mendatang.
Pada 2020, produksi bawang putih diprediksi mencapai 105.289 ton. Kemudian, produksinya terus meningkat hingga 115.325 ton pada 2024 dengan rata-rata kenaikannya sebesar 2,3% per tahun.
Proyeksi produksi bawang putih tersebut didapatkan dari hasil perkalian proyeksi luas panen dengan proyeksi produktivitas. Proyeksi luas panen dari tahun 2020 sampai 2024 diperkirakan akan mengalami peningkatan, dengan rata-rata 0,29% per tahun.
Demikian pula halnya untuk produktivitas. Proyeksi produktivitas bawang putih diprediksi akan terus meningkat hingga 2024 dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 2% per tahun.
Selain itu, Kementan juga memprediksi konsumsi bawang putih periode 2020-2024 meningkat 1,38% per tahun. Pada 2021, konsumsi bawang putih nasional diproyeksikan sebesar 515,74 ribu ton, tetapi jumlah konsumsi diperkirakan sempat menurun menjadi 508,35 ribu ton pada 2022, dan akan kembali naik menjadi 517,93 ribu ton 2023 dan 526,77 ribu ton di tahun 2024.
Angka konsumsi bawang putih tercatat lebih tinggi dari produksinya, sehingga diperkirakan akan terjadi defisit. Pada 2021, defisit bawang putih diproyeksikan sebesar 408,02 ribu ton. Pada 2022 defisit bawang putih berkurang menjadi 398,15 ribu ton. Kemudian pada 2023 dan 2024 defisit kembali meningkat menjadi 405,20 ribu ton dan 411,44 ribu ton.
Kementan mencatat, produksi bawang putih yang rendah dapat dipenuhi melalui impor dari beberapa negara seperti Tiongkok, India, Taiwan dan Amerika Serikat. Kendati demikian, impor bawang putih yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun pun tidak menjamin harga menjadi lebih murah, bahkan disinyalir bahwa komoditas ini akan menjadi salah satu penyebab inflasi.
(Baca: 10 Provinsi dengan Harga Bawang Putih Termahal Se-Indonesia (6/1/2022))