Sebagian masyarakat Indonesia hidup dari sektor pertanian. Kesejahteraan petani di Tanah Air tercermin dari skor indeks nilai tukar petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan Nusa Tenggara Barat (NTB) terbaik secara nasional.
Tercatat, indeks nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) NTB berada di level 107,74 poin pada November 2021. Sebagai informasi, awal perhitungan indeks 2018=100.
Dari data tersebut, tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan NTB meningkat 7,74% dari awal perhitungan indeks pada 2018. Tingat kesejahteraan petani di provinsi tersebut berada di atas rerata nasional 99,48 dan juga tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya.
Provinsi dengan tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan tertingi berikutnya adalah Sulawesi Utara, dengan NTPP sebesar 105,89. Diikuti Papua Barat dengan NTPP 104,13, Sulawesi Barat dengan NTPP 103,45, dan Jawa Tengah dengan NTPP 103,34.
Kemudian, petani Jawa Timur mempunyai skor NTPP 103,24, setelahnya ada Gorontalo dengan NTPP 103,07, Kepulauan Riau dengan NTPP 103,2, serta Papua dan Bengkulu dengan NTPP masing-masing sebesar 99,8 dan 99,55.
Dari 10 provinsi dengan tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan tertinggi tersebut, dua di antaranya NTPP-nya berada di bawah 100. NTPP > 100 mengindikasikan bahwa petani tanaman pangan mengalami surplus, pendapatan petani lebih besar dari biaya yang dikeluarkan petani.
Kemudian, NTPP = 100 mencerminkan bahwa petani mengalami imbas, pendapatan yang diterima petani sama dengan biaya yang di bayar petani. Sedangkan, NTPP < 100 artinya petani mengalami defisit, pendapatan petani lebih kecil dibanding biaya yang dikeluarkan oleh petani.
(Baca: Nilai Tukar Petani Naik Tipis Jadi 107,18 pada November 2021)