Rempah-rempah memiliki nilai ekonomi besar saat pandemi. Ini terlihat dari total nilai ekspor rempah-rempah dunia sebesar US$ 26,9 miliar pada 2020, tumbuh 10,5% dari US$ 24,3 miliar pada 2019.
(Baca: 5 Rempah dengan Harga Paling Mahal di Dunia, Ada dari Indonesia)
Rempah-rempah yang paling banyak diekspor adalah kecap dan bumbu instan. Sebanyak US$ 12,4 miliar kecap dan bumbu instan dieskpor pada 2020, naik 7,24% dari 2019. Ekspor rempah-rempah ini menyumbangkan 46,1% dari total ekspor rempah-rempah dunia.
Kemudian, cabai kering berada di posisi kedua dengan nilai US$ 2,4 miliar, naik 14,11% dari 2019. Cabai kering menyumbangkan 9,1% dari total ekspor rempah-rempah dunia.
Saus menjadi pangsa rempah-rempah terbesar ketiga dunia. Nilai ekspornya mencapai US$ 1,97 miliar, naik 7,3% dari tahun sebelumnya. Saus berkontribusi 7,3% terhadap ekspor rempah-rempah dunia.
Ekspor pala menyusul di urutan kelima dan sekaligus menjadi rempah tradisional dengan nilai ekspor terbesar. Nilai ekspor pala sebesar US$ 1,5 miliar, tumbuh 5,6% dari 2019.
Jahe dan lada yang juga merupakan rempah tradisional berada di peringkat selanjutnya. Nilai ekspor Jahe sebesar US$ 1,35 miliar dan lada US$ 1,19 miliar.
(baca: Ekspor Rempah Dunia Melesat saat Pandemi, Berapa Nilainya?)