Biofuel dianggap energi terbarukan, mengurangi peran dari bahan bakar fosil dan telah mendapat perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon.
Menurut Kementerian ESDM, biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) adalah bahan bakar yang dihasilkan dari bahan baku terbarukan melalui proses atau teknologi tertentu. BBN dibagi dua, biogasoline untuk mesin berbahan bakar bensin dan biodiesel untuk mesin berbahan bakar diesel.
British Petroleum mencatat produksi BBN di dunia mencapai 1,68 juta barel ekuivalen minyak per hari (bopd) pada 2020. Jumlah ini terkoreksi 6,31% dari produksi tahun sebelumnya yang mencapai 1,79 juta barel.
Pada 2020, Amerika Serikat menjadi negara dengan produksi biofuel terbesar di dunia, yaitu sebesar 602 ribu bopd. Brasil berada di peringkat kedua dengan produksi 395 ribu bopd.
Indonesia berada di peringkat ketiga dengan produksi biofuel 126 ribu bopd. Jumlah produksi ini naik tipis dari tahun sebelumnya yang sebesar 124 ribu bopd. Dengan adanya Program Mandatori B30, semua bahan bakar diesel di Indonesia diwajibkan setidaknya memiliki campuran 30% biodiesel dan 70% solar. Pada 2022, pemerintah juga berencana meningkatkan kadar biodiesel menjadi B40.
Selanjutnya, Jerman memproduksi 65 ribu bopd, Tiongkok 63 ribu bopd, Thailand 44 ribu bopd, Perancis 43 ribu bopd, Belanda 37 ribu bopd, Spanyol 32 ribu bopd, dan Argentina 27 ribu bopd.
Jika dilihat dari jenis BBN-nya, produksi biogasoline mencapai 960 ribu bopd pada 2020. Amerika Serikat memproduksi 52,2% atau 501 ribu bopd dari total produksi biogasoline dunia tahun lalu. Sementara itu, produksi biodiesel mencapai 716 ribu bopd pada 2020. Produksi biodiesel terutama didominasi oleh Eropa sebesar 34,2% (245 ribu bopd) dan Asia Pasifik 33,5% (240 ribu bopd).
(baca: Inilah Perusahaan Amerika Serikat dengan Penggunaan Energi Hijau Tertinggi)