Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, stok jagung nasional sebanyak 2.6 juta ton pada pekan kedua September 2021. Persebaran tertinggi stok jagung berasal dari pengepul, yakni 744.250 ton.
Stok jagung tertinggi selanjutnya berada di Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sebanyak 722.252 ton. Kemudian, stok jagung yang berada di agen dan pengecer masing-masing sebanyak 423.502 ton dan 288.305 ton.
Kementan juga mencatat, jenis usaha lain seperti pakan mandiri memiliki stok jagung sebanyak 276.300 ton. Adapun, pihak grosir menyimpan 95.506 ton stok jagung.
Pemerintah dan nirlaba tercatat memiiki sebanyak 30.136 ton stok jagung. Sementara, stok jagung yang berada di industri pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar 20.962 ton dan 14.214 ton.
Sebelumnya, terdapat kisruh mengenai data stok jagung untuk pakan ternak. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai kenaikan harga jagung terjadi karena stoknya yang langka.
Lutfi pun mempertanyakan angka stok jagung Kementan karena berbeda dengan data yang ada di lapangan. Sebaliknya, Kementan mengklaim stok jagung lokal sangat melimpah.
(Baca: Perkiraan Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan hingga Akhir 2020)