Pemerintah terus menggenjot ketersediaan obat pendukung pengobatan covid-19 agar dapat terjangkau masyarakat dan tersedia diseluruh wilayah. Untuk memastikan transparansi, Kementerian Kesehatan menggaet seluruh apotek nasional untuk berkolaborasi menyatukan data stok masing-masing obat ke publik.
Hingga pekan ini, setidaknya sudah 11 apotek yang bergabung menyediakan transparansi stok obat yang umum dipakai untuk pengobatan covid-19. Obat-obat tersebut yakni Azithromycin, Favipiravir, Immunoglobulin, Ivermectin, Oseltamivir, Remdesivir dan Tocilizumab. Dan tercatat saat ini setidaknya 6,5 juta obat telah tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Ketersediaan stok obat ini meningkat signifikan dibandingkan pekan lalu dimana hanya Kimia Farma yang mempelopori data ketersediaan obat dengan angka kurang dari setengah yang dirilis hari ini.
Menurut data Kemenkes, saat ini baru ada 10 provinsi dengan stok obat yang jumlahnya di atas 100 ribu. Dominan ada di Pulau Jawa. Provinsi di luar Jawa dengan jumlah stok melimpah adalah provinsi Bali, Papua, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk sebaran menurut jumlah apotek, Jawa Barat ada di urutan pertama yang mencatatkan jumlah sebanyak 1104 apotek. Angka ini naik dibandingkan pekan lalu yang hanya berjumlah 723. Ketersediaan obat di wilayah ini juga menembus angka 1,4 juta dengan stok terdiri dari Azithromycin 42 ribu, Favipiravir 306 ribu, Ivermectin 54 ribu, Multivitamin 833 ribu, dan Oseltamivir 149 ribu.
DKI Jakarta berada di urutan kedua dengan 1071 apotek. Stok obat di Ibu Kota ini tercatat sebanyak 1,1 juta. Berbagai jenis obat tersedia kecuali untuk jenis Immunoglobulin, Remdesivir, dan Tocilizumab dengan stok kosong.
Selain itu, terdapat empat provinsi yang mencatatkan jumlah apotek kurang dari 10 untuk melayani kebutuhan satu provinsi. Daerah tersebut yakni Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.