PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun sepanjang semester I-2021. Jumlah itu meningkat 18,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh basis perbandingan laba bersih yang lebih rendah pada semester I-2020. Selama Januari-Juni 2020, BCA hanya mengantongi laba bersih sebesar Rp 12,2 triliun, turun 5,42% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Perolehan laba bersih pada semester I-2020 juga menjadi penurunan pertama dalam lima tahun terakhir. Sebelumnya, perusahaan selalu mencatatkan kenaikan laba, yakni dari Rp 10,5 triliun pada 2017 menjadi Rp 11,4 triliun pada 2018 dan Rp 12,9 triliun pada 2019.
Adapun, total pendapatan operasional BCA mencapai Rp 38,5 triliun pada semester I-2021, meningkat sekitar 2,4% secara tahunan. Kenaikan tersebut salah satunya didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 3,8% dari Rp 27,26 triliun menjadi Rp 28,3 triliun.
Pendapatan fee dan komisi juga mengalami peningkatan sebesar 7,5% secara tahunan. Kemudian, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada level 2,4% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
(Baca: Pertumbuhan Laba BTN Tertinggi di Antara Bank BUMN)