Kinerja ekonomi syariah ikut tergerus pandemi Covid-19. Pertumbuhan Halal Value Chains (HVC) pada 2020 turun -1,72% dibandingkan tahun sebelumnya, yang berhasil tumbuh positif sebesar 5,71%.
Di tengah pertumbuhan yang terkontraksi, masih terdapat sektor proritas HVC yang mampu tumbuh positif, yaitu sektor pertanian yang tumbuh sebesar 1,85% dan makanan halal sebesar 1,58%. Kedua sektor tersebut juga memiliki sumbangan tertinggi terhadap pertumbuhan HVC. Pertanian menyumbang sebesar 0,88% dan makanan menyumbang halal 0,42%.
Penerapan PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 berimplikasi terhadap pembatasan proses bekerja di tempat bekerja. Namun demikian, pertanian dan makanan halal merupakan sektor yang dapat beroperasi selama masa PSBB untuk memberikan pelayanan sehingga pertumbuhannya tetap positif meskipun melambat.
Sementara itu, industri yang bukan merupakan sektor esensial tumbuh negatif. Pertumbuhan fesyen muslim sebesar -8,87% dan pariwisata ramah muslim -12,53%.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan meskipun kinerja ekonomi syariah terdampak Covid-19, tetapi masih mampu berkinerja lebih baik dibandingkan dengan ekonomi nasional. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar -2,07% pada 2020, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,02%.
Selain itu, sumbangan Halal Value Chains (HVC) terhadap ekonomi Indonesia mencapai 24,86% terhadap PDB pada 2020. (Baca: Bagaimana Pasar Ekonomi Syariah di Indonesia?)