Tiap Warga Indonesia Hasilkan Sembilan Kilogram Sampah Plastik Sekali Pakai

Layanan konsumen & Kesehatan

Lite

Yosepha Pusparisa 21/05/2021 11:30 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Jumlah Sampah Plastik Sekali Pakai per Kapita di Asia Tenggara (2019)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Tiap Warga Indonesia Hasilkan Sembilan Kilogram Sampah Plastik Sekali Pakai

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Sampah Plastik Sekali Pakai per Kapita di Asia Tenggara (2019)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan laporan Minderoo Foundation, setiap warga Indonesia menghasilkan sembilan kilogram (kg) sampah plastik sekali pakai. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan buangan sampah plastik sekali pakai per kapita terbesar keenam di Asia Tenggara pada 2019, setara dengan Filipina.

Posisi pertama ditempati oleh Singapura dengan buangan sampah plastik sekali pakai mencapai 76 kg per kapita. Vietnam menyusul karena menghasilkan sampah plastik sekali pakai sebesar 20 kg per kapita.

Di Thailand, setiap warganya menghasilkan 18 kg sampah plastik sekali pakai. Kemudian, buangan sampah plastik sekali pakai di Malaysia sebesar 16 kg.

(Baca: Warga Singapura Paling Banyak Gunakan Sampah Plastik Sekali Pakai)

Sebagian besar negara Asia Tenggara masuk dalam 100 kontributor terbesar sampah plastik sekali pakai yang sebanyak 130 metrik ton pada 2019. Kebanyakan dari sampah-sampah tersebut dibakar, dikubur, atau bahkan dibuang langsung di lingkungan sekitar. Tak sedikit pula limbah plastik sekali pakai berakhir di lautan.

Editor : Dimas Jarot Bayu