Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, Jawa Timur merupakan provinsi yang paling banyak memproduksi daging sapi yaitu sebesar 96.728 ton. Tercatat dari 16,4 juta ekor sapi nasional, 4,5 juta ekor di antaranya adalah hasil peternak dari Jawa Timur. Provinsi dengan produksi daging sapi terbesar selanjutnya adalah Jawa Barat (81.626 ton), Jawa Tengah (64.756 ton), Banten (34.946 ton), dan Sumatera Barat (20.299 ton).
Para peternak di hampir seluruh provinsi menghadapi sejumlah masalah untuk meningkatkan produksi daging. Antara lain belum optimalnya ketersediaan bibit/bakalan sapi unggul yang mudah diakses dengan harga wajar dan terbatasnya modal peternak. Selain itu, kurangnya akses ke layanan inseminasi buatan untuk meningkatkan kualitas pembibitan sapi, serta terbatasnya pengetahuan peternak tentang manfaat dari pakan tambahan.
(Baca Selengkapnya: Tren Produksi Daging Sapi Indonesia Menurun)
Untuk mengatasi masalah tersebut dan mewujudkan ketahanan pangan hewani, Kementerian Pertanian (Kementan) selaku pemimpin sektor pertanian dan peternakan membuat program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS-SIWAB). Program ini dinilai pemerintah sebagai solusi meningkatkan populasi sapi melalui optimalisasi reproduksi dan pembenahan manajemen.
Di samping itu, program UPSUS-SIWAB akan semakin meningkatkan kualitas genetik sapi, menarik minat masyarakat untuk usaha ternak, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Kementan juga telah menyiapkan strategi dalam mencapai swasembada daging sapi pada tahun 2026, yakni dengan penyediaan dan pemanfaatan lahan untuk integrasi serta penambahan indukan impor. Saat ini, guna mencukupi kebutuhan daging sapi nasional, Indonesia masih mengimpor sapi dari Australia, New Zealand, Amerika, dan beberapa negara lainnya.
Silakan klik tautan ini untuk mendapatkan data selengkapnya mengenai informasi di atas.