Laporan Google, Temasek, dan Bain yang berjudul e-Conomy SEA 2019 menunjukkan, e-Commerce memiliki nilai ekonomi digital terbesar dibandingkan sektor lainnya. Pada 2019, nilai transaksi (gross merchandise value/GMV) dari e-commerce sebesar US$ 21 miliar. Angka tersebut meningkat signifikan hingga 1.135,3% dari 2015 yang sebesar US$ 1,7 miliar.
Peningkatan tersebut menyebabkan e-commerce dapat menyalip online travel yang sebelumnya memimpin dalam potensi ekonomi digital pada 2015. Hingga 2025, e-commerce diproyeksikan tumbuh 290,5% menjadi US$ 82 miliar.
Sektor online travel juga mencatatkan pertumbuhan meskipun tidak sebesar e-commerce. Pada 2019, nilai GMV online travel sebesar US$ 10 miliar. Nilai tersebut meningkat hingga 100% dari 2015 yang sebesar US$ 5 miliar. Pada 2025, diproyeksikan online travel memiliki GMV sebesar US$ 25 miliar atau meningkat 150% dibandingkan 2019.
Sektor berbagi tumpangan (ride hailing) juga mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 566,7% dari US$ 900 juta menjadi US$ 6 miliar. Selain itu pada 2015, sektor ride hailing diprediksikan meningkat 200% menjadi US$ 18 miliar. Terakhir, untuk sektor media online merupakan sektor yang terkecil di antara sektor lainnya.
Pada 2015 tercatat nilai GMV media online sebesar US$ 600 juta, yang kemudian meningkat 566,7% menjadi US$ 4 miliar. Pada 2025, diproyeksikan nilai GMV media online sebesar US$ 9 miliar atau meningkat 125% dari 2015.
(Baca Databoks: Indonesia Kontributor Terbesar Ekonomi Digital di Asia Tenggara)