Beberapa bank sentral di negara ekonomi berkembang terpaksa menaikkan suku bunga acuannya untuk menopang mata uangnya dari kejatuhan. Perkasanya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia telah menyeret pelemahan beberapa mata uang di beberapa negara seperti Venezuela, Argentina dan Turki.
Sepanjang Januari-Agustus 2018, bank sentral Argentina telah menaikkan suku bunga acuannya 1.125 bps menjadi 40% setelah mata uangnya terdepresiasi lebih dari 36%. Kemudian bank sentral Turki juga menaikkan suku bunga patokannya sebesar 950 bps menjadi 17,5%. Demikian pula bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) telah menaikkan suku bunga BI 7-day Repo Rate sebesar 125 bps menjadi 5,5% sepanjang tahun ini akibat melemahnya rupiah.
Membaiknya ekonomi Negeri Paman Sam yang diikuti naiknya suku bunga The Fed untuk meredam inflasi telah mendorong kenaikan dolar AS. Selain itu, kebijakan Presiden Donald Trump yang cenderung protektif dengan menaikkan tarif barang masuk ke Amerika telah memunculkan ketidakpastian di pasar finansial global.