Defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan I 2017 menyusut 48,56 persen menjadi US$ 2,39 juta dari triwulan yang sama tahun sebelumnya. Rasio defisit transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga akhir Maret 2017 hanya sebesar 1 persen, sementara pada akhir Maret tahun lalu mencapai 2,4 persen.
Penurunan defisit neraca transaksi berjalan ini dipicu oleh melonjaknya suplus nilai ekspor barang pada triwulan pertama 2017 sebesar 113,3 persen menjadi US$ 5,6 miliar dari triwulan yang sama tahun sebelumnya. Adapun transaksi ekspor barang pada triwulan I 2017 mencapai US$ 40,76 miliar sementara transaksi impor hanya US$ 35,1 miliar.
Sementara defisit transaksi jasa pada tiga bulan pertama 2017 hanya meningkat sebesar 20 persen menjadi US$ 1,35 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Transaksi jasa-jasa pada triwulan I tahun ini terdiri atas transaksi ekspor senilai US$ 5,8 miliar dan transaksi impor mencapai US$ 7,16 miliar. Sedangkan defisit pendapatan primer juga pada tiga bulan pertama 2017 meningkat 21,8 persen menjadi US$ 7,47 miliar dari priode yang sama tahun sebelumnya. Di mana penerimaan pendapatan primer hanya US$ 1,22 miliar sementara pembayaran pendapatan primer mencapai US$ 8,7 miliar. Sedangkan pendapatan sekunder pada triwulan I 2017 mencatat surplus US$ 778 juta.