Perekonomian DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2016 sebesar 5,86 persen sementara ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Namun, capaian pertumbuhan DKI tersebut mengalami tren perlambatan sejak 2014 seiring lesunya ekonomi domestik.
Pada 2016, perekonomian Ibu Kota berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2,18 kuadriliun. Adapun PDRB perkapita DKI Jakarta mencapai Rp 207,99 juta atau setara US$ 15,55.
Struktur perekonomian Jakarta pada 2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu, perdagangaan besar dan eceran 16,49 persen, industri pengolahan 13,55 persen dan kosntruksi 12,88 persen. Sementara dari sisi komponen pengeluaran kontribusi tertinggi di capai oleh pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 58,7 persen dan pembentukan modal tetap bruto 39,23 persen.