Nilai tukar yen pada 23 November 2016 hingga pukul 21:14 WIB ditransaksikan pada level 112,34 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 1,07 persen dari penutupan sebelumnya. Alhasil, sepanjang November, mata uang Jepang itu telah terdepresiasi 7,26 persen terhadap dolar AS. Pelemahan ini paling dalam dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya.
Di posisi kedua, ringgit Malaysia di mana sepanjang 1-23 November melemah 6,1 persen menjadi 4,4445 per dolar AS, diikuti rupiah yang terdepresiasi 3,5 persen ke posisi Rp 13.490 per dolar AS, serta peso Filipina turun 3,2 persen menjadi 49,86 per dolar AS.
Ketidakpastian di pasar finansial global pasca terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat yang kebijakannya dianggap akan cenderung protektif dan rencana kenaikan suku bunga The Fed memicu apresiasi dolar AS berdampak terhadap pelemahan mata uang regional. Selain itu, memanasnya suku politik dan kurang kondusifnya perekonomian di beberapa negara Asia seperti di Korea Selatan, Indonesia, Malaysia dan India memicu pelemahan mata uang regional terhadap dolar AS.