Berdasarkan hasil penelitian Traction Energy Asia bahwa emisi Gas Rumah Kaca (GRK) B20 dari petani sawit yang dihasilkan dari tanah gambut berada di atas minyak diesel (solar) yang memiliki emisi 3,14 kgCO2eq./liter. Temuan tersebut termuat dalam laporan yang diterbitkan pada 2019 dengan tajuk Emisi Gas Rumah Kaca dari Produksi Biodiesel di Indonesia Berdasarkan Analisa Daur Hidup (Life Cycle Analysis).
Dalam laporan tersebut, emisi B20 dari perusahaan sawit Asian Agri. petani swadaya di Riau maupun Kalimantan Barat yang minyak sawitnya berasal dari lahan gambut berada di atas 3,14 kgCO2 eq./liter. Emisi B20 Asian Agri sebesar 4,11 kgCO2 eq./liter sedangkan untuk emisi biodieselnya mencapai 8,01 kgCO2 eq./liter. Demikian pula emisi B20 petani swadaya (lahan gambut) Kalimantan Barat dan Riau diatas emisi solar, masing-masing 6,08 kgCO2 eq./liter dan 7,09 kgCO2eq./liter. Tingginya emisi B20 petani swadaya lahan gambut tersebut karena memperhitungkan adanya pengalihan hutan menjadi lahan sawit.
Sementara emisi per liter B20 yang campuran minyak sawitnya dihasilkan dari tanah mineral, baik petani swadaya di Riau dan Kalimantan Barat maupun dari perusahaan sawit di bawah emisi solar seperti terlihat pada grafik. Demikian pula emisi B20 dari perusahaan sawit Wilmar yang berasal dari lahan gambut juga di bawah emisi solar, yakni hanya 3,12 kgCO2eq./liter.