Indonesia berencana melakukan ekspor beras jenis premium ke Malaysia dari Entikong, Kalimantan Barat. Di tengah kondisi yang selalu mengalami defisit neraca perdagangan beras, pemerintah justru meminta kuota sebesar 20 persen dari kebutuhan impor beras Malaysia.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa neraca perdagangan beras Indonesia selalu mengalami defisit sepanjang periode 1983-2016, kecuali pada 1993 yang berhasil mencatat surplus seberat 339.506 ton. Meningkatnya konsumsi dalam negeri yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi padi membuat Indonesia harus impor beras setiap tahun.
Sepanjang periode 1983-2016, volume impor beras menunjukkan peningkatan cukup tajam dengan rata-rata mencapai 912,81 ribu ton atau 492,31 persen per tahun. Meskipun menjadi importir beras, Indonesia sebenarnya juga mengekspor beras kendati volumenya sangat kecil. Ekspor Indonesia mencapai puncak tertingginya pada 1993, yakni seberat 342.600 ton. Volume ekspor beras Indonesia pada 2016 mencapai 201 ton sementara impor mencapai 1.073.720 ton. Alhasil defisit perdagangan beras Indonesia tahun lalu mencapai 1.071.710 ton.