Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Februari 2017 sebesar US$ 12,57 miliar. Angka ini menurun 6,17 persen dibanding bulan sebelumnya, tapi jika dibandingkan dengan bulan yang sama 2016 naik meningkat 11,16 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2017 mencapai US$ 25,98 miliar atau meningkat 19,20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Saat ini terjadi dinamika ekonomi di negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia seperti perlambatan ekonomi Tiongkok, gejolak ekonomi-politik Amerika Serikat (AS), dan melambatnya daya beli masyarakat Jepang. Hal ini berimbas pada bergesernya negara tujuan ekspor. Sepanjang 2017, India menggeser posisi Jepang di tiga besar negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia. Nilai ekspor ke India mencapai US$ 2,3 miliar sehingga melampaui ekspor ke Jepang yang hanya mencapai US$ 2,1 miliar. Adapun pasar ekspor nonmigas Indonesia terbesar masih ke Tiongkok dengan nilai US$ 2,9 miliar. Ekspor terbesar kedua Indonesia adalah ke AS dengan nilai US$ 2,7 miliar.
Meski demikian, Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, pergeseran pasar ekspor Indonesia tersebut belum bisa dibilang permanen. Alasannya, kondisi di Jepang yang relatif stagnan sedangkan permintaan India sedang melonjak. Artinya, bila ekonomi Jepang membaik dan permintaan kembali meningkat, maka ekspor ke Jepang akan masuk ke tiga besar negara tujuan ekspor utama Indonesia.