Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 Perusahaan Listrik Negara (PLN), produksi tenaga listrik dari batu bara diproyeksikan bertambah sebanyak 69.702 gigawatt-hours (GWh) hingga 2030.
Rinciannya, produksi listrik batu bara akan ditambah sebanyak 6.716 GWh pada 2022, dan ditambah lagi sebanyak 12.561 GWh pada 2023.
Kemudian pada 2024 produksi listrik batu bara diproyeksikan mengalami pertumbuhan tertinggi hingga bertambah 13.709 GWh.
Tahun 2025 menjadi satu-satunya momen di mana produksi listrik batu bara akan dikurangi sebanyak 11.508 GWh. Pada tahun 2025 ini Indonesia diproyeksikan sudah mampu menambah bauran energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi 23%.
Kemudian tahun 2026 produksi listrik dari batu bara akan ditambah lagi sebanyak 13.489 GWh, dilanjutkan penambahan di bawah 10.000 GWh per tahun selama periode 2027-2030.
Dengan skenario karbon rendah PLN, bauran listrik dari batu bara diproyeksikan turun dari 66,98% pada 2021 menjadi 59,37% pada 2030, sementara pembangkitan EBT naik menjadi 23,9% pada 2030.
(Baca Juga: Bauran Energi Indonesia Masih Didominasi Batu Bara pada 2030)