Jalan tol atau jalan berbayar di Jakarta kini juga sering mengalami kemacetan seperti jalan biasa. Tingginya pertumbuhan volume kendaraan bermotor yang tidak mampu diimbangi oleh pertumbuhan panjang jalan menjadi salah satu pemicu kemacetan di jalan berbayar. Meskipun sudah dilakukan kebijakan pajak kendaraan progresif, kebijakan kendaraan 3 in 1 maupun ganjil genap belum mampu mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Bahkan Pemerintah DKI Jakarta juga akan melakukan kebijakan sistem jalan berbayar di jalan protokol ibu kota, yakni Electronic Road Pricing (ERP).
Guna mengurangi kemacetan dan untuk memperlancar lalu lintas, baik untuk dalam kota maupun ke luar kota pemerintah maupun swasta telah membangun beberapa ruas jalan tol sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan. Selain itu, dengan adanya jalan tol juga bisa mempersingkat jarak tempuh serta menghemat waktu perjalanan.
Camareng merupakan jalan tol yang paling banyak dilewati kendaraan sepanjang 2015 di Jakarta. Menurut data PT Jasa Marga, kendaraan yang melewati gerbang tol Camareng tercatat 284,7 juta mobil. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan ruas tol lainnya. Diurutan kedua, jalan ton Jakarta-Cikampek dilewati 215 juta kendaraan, dan di posisi ketiga adalah jalan tol Dalam Kota Jakarta, yakni mencapai 208,5 juta mobil sepanjang 2015.