Dalam surat Menteri Keuangan yang dikirim ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan, Sri Mulyani Indrawati menyoroti adanya risiko keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN. Hal ini dikarenakan profil jatuh tempo pinjaman, baik pokok dan bunga diproyeksikan mengalami peningkatan pada beberapa tahun mendatang.
Berdasarkan laporan keuangan yang per Juni 2017, utang jangka panjang perusahaan penyedia layanan listrik milik pemerintah yang jatuh tempo dalam satu tahun pada semester I 2017 mencapai Rp 60,74 triliun. Angka ini ternyata turun 6,9 persen dibanding pada semester I 2017, yakni sebesar Rp 65,25 triliun. Adapun kewajiban yang terbesar adalah utang bank dengan nilai Rp 25,19 triliun, turun 4,5 persen dari sebelumnya.
Jumlah kewajiban PLN per Juni 2017 mencapai Rp 420,5 triliun meningkat 6,8 persen dari Juni tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut kewajiban jangka panjangnya mencapai Rp 299,36 triliun dan kewajiban jangka pendek Rp 121,15 triliun.