Tarif Listrik Rumah Naik sampai 2024, Tarif Bisnis dan Industri Turun

Utilitas

Premium

Adi Ahdiat 25/04/2025 16:50 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Selama periode 2015-2024 rata-rata tarif listrik PLN untuk pelanggan rumah tangga meningkat. Sedangkan tarif listrik untuk kelompok bisnis dan industri menurun.

Rata-rata Tarif Listrik PLN untuk Kelompok Pelanggan Bisnis, Industri, dan Rumah Tangga (2015-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Tarif Listrik Rumah Naik sampai 2024, Tarif Bisnis dan Industri Turun”.

Rp7.500

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Rata-rata Tarif Listrik PLN untuk Kelompok Pelanggan Bisnis, Industri, dan Rumah Tangga (2015-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Tarif listrik rumah tangga di Indonesia naik dalam sedekade terakhir, sedangkan tarif listrik untuk bisnis dan industri turun.

Hal ini terlihat dari laporan statistik tahunan yang dirilis Perusahaan Listrik Negara (PLN).

(Baca: Kapasitas Pembangkit Listrik PLN 2024, Hampir Separuhnya dari PLTU)

Menurut laporan tersebut, rata-rata tarif listrik PLN untuk kelompok bisnis turun 3,6% dari Rp1.284/kWh (2015) menjadi Rp1.238/kWh (2024).

Kemudian rata-rata tarif untuk kelompok industri turun 6,9% dari Rp1.142/kWh (2015) menjadi Rp1.064/kWh (2024).

Sedangkan rata-rata tarif untuk kelompok rumah tangga naik 39% dari Rp837/kWh (2015) menjadi Rp1.164/kWh (2024).

Adapun sejak 2022 rata-rata tarif listrik rumah tangga konsisten lebih tinggi dari tarif industri, seperti terlihat pada grafik.

Kelompok rumah tangga ini mencakup pelanggan yang memakai listrik untuk kebutuhan tempat tinggal, rumah kontrakan, rumah susun, asrama pegawai perusahaan swasta, serta asrama mahasiswa.

Kemudian kelompok bisnis mencakup pelaku usaha perdagangan, jasa, perhotelan, perbankan, pergudangan, serta usaha komersial lain seperti praktik dokter dan sebagainya.

Sedangkan kelompok industri mencakup pelaku usaha produksi atau pengolahan barang, mulai dari skala kecil sampai besar.

(Baca: Anggaran Subsidi Listrik 2025 Tembus Rp83 Triliun, Ini Alokasinya)

Editor : Adi Ahdiat