Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok berhasil membuat harga mobil listrik semakin terjangkau. Sementara di Eropa dan Amerika Serikat (AS), harganya malah kian mahal.
Hal ini tercatat dalam laporan Affordable EVs and Mass Adoption: The Industry Challenge yang dirilis JATO Dynamics, lembaga riset otomotif internasional.
(Baca: Bukan Tesla, Ini Produsen Mobil Listrik Terlaris Dunia Semester I-2023)
Menurut data JATO Dynamics, pada 2015 rata-rata harga mobil listrik di Tiongkok masih sangat tinggi, yakni EUR 66.819 (sekitar Rp1 miliar, dengan asumsi kurs Desember 2015 Rp14.991 per EUR).
Sementara, pada 2015 rata-rata harga mobil listrik di Eropa lebih murah, yakni EUR 48.942 (sekitar Rp733 juta), dan di AS EUR 53.038 (sekitar Rp795 juta).
Namun, beberapa tahun kemudian kondisi berbalik drastis.
Pada semester I 2022 rata-rata harga mobil listrik di Tiongkok sudah turun jadi EUR 31.829 (sekitar Rp494 juta, dengan asumsi kurs Juni 2022 Rp15.528 per EUR).
Sedangkan rata-rata harga di Eropa naik menjadi EUR 55.281 (sekitar Rp858 juta), dan di AS jadi EUR 63.864 (sekitar Rp991 juta).
Menurut JATO Dynamics, hal ini terjadi karena produsen mobil listrik Eropa dan AS berfokus mengembangkan produk untuk pasar premium.
Sedangkan di Tiongkok, produsennya lebih fokus menaikkan volume penjualan dengan membuat mobil listrik murah.
"Produsen mobil listrik besar Tiongkok, seperti SAIC GM Wuling, BAIC, Changan, GAC, BYD, dan Chery telah meluncurkan mobil listrik untuk segmen pasar lebih rendah, dan hasilnya adalah penurunan harga," kata tim JATO Dynamics dalam laporannya.
"Berbeda dengan AS dan Eropa, industrinya memprioritaskan segmen pasar yang lebih menguntungkan, dan gagal menciptakan penawaran mobil listrik yang memenuhi kebutuhan konsumen lebih luas," lanjutnya.
JATO Dynamics juga mencatat, pada semester I 2022 rata-rata harga mobil listrik di Tiongkok sudah lebih murah 33% dibanding mobil konvensional.
Sedangkan di Eropa, rata-rata harga mobil listrik lebih mahal 27%, dan di AS lebih mahal 43% dibanding mobil berbasis bensin.
"Di balik keberhasilan adopsi kendaraan listrik Tiongkok, faktor pendorong utamanya adalah kemampuan industri untuk memproduksi mobil listrik yang terjangkau," kata mereka.
(Baca: Tiongkok, Negara dengan Mobil Listrik Terbanyak di Dunia)