Ditengah maraknya perdagangan elektronik (e-commerce) Indonesia dihadapkan oleh kekhawatiran terhadap keamanan sistem pembayaran online. Hal ini yang membuat transaksi berbasis internet masih banyak yang menggunakan transfer antar bank atau bayar di tempat (COD).
Kekhawatiran tersebut bukan tidak beralasan karena menurut data Veritrans and DailySocial, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara yang paling riskan terhadap keamanan bertransaksi. Menurut data treat exposure rate (TER) yang mengukur persentase komputer terkena serangan malware di Indonesia mencapai 23,54 persen. Angka ini paling tinggi dibandingkan dengan Cina sebesar 21,36 persen maupun Thailand 20,78 persen.
Untuk mengantisipasi serangan malware beberapa situs belanja online telah memasang antivirus pada browser mereka. Hal ini untuk mencegah pencurian data konsumen oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.