Mayoritas masyarakat Indonesia masih ragu dalam menerapkan budaya digital saat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Hal ini terlihat dalam survei hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komenkinfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Status Literasi Digital di Indonesia 2022.
Menurut laporan tersebut, skor indeks literasi digital masyarakat Indonesia pada 2022 dalam pilar Digital Culture mencapai 3,84 poin dari skala 1-5. Capaian tersebut menurun dibanding 2021 yang nilainya 3,90 poin.
Pilar Digital Culture ini untuk mengukur kebiasaan pengguna internet seperti menyesuaikan cara berkomunikasi dengan pendengar, mempertimbangkan perasaan pembaca dari suku/agama/pandangan politik berbeda, hingga mencantumkan nama penulis/pengunggah asli saat melakukan reposting.
“Digital Culture merupakan satu-satunya pilar yang indeksnya menurun dari tahun sebelumnya, walaupun secara umum masih menjadi pilar dengan nilai tertinggi,” ujar tim Kementerian Kominfo dan KIC dalam laporannya.
Menurut laporan tersebut, pilar Digital Culture sebagian besar memiliki indeks di antara 3,8-3,9. “Hanya satu indeks yang memiliki nilai di bawah rentang tersebut, yaitu mencantumkan nama penulis saat repost, yaitu pada skor 3,57,” ujar Kementerian Kominfo dan KIC.
Meskipun rerata skor indeks pilar ini tergolong baik, namun proporsi responden yang mengatakan masih ragu melakukan sejumlah aktivitas dalam pilar Digital Culture cukup banyak.
Seperti, sebanyak 73,2% dari total responden mengaku ragu untuk menyesuaikan cara berkomunikasi agar pihak kedua/pendengar tidak merasa tersinggung/tidak dihargai.
Lalu, terdapat sejumlah keraguan lainnya, antara lain merasa ragu untuk mempertimbangkan dan menyadari keragaman budaya di media sosial saat membagikan pesan/informasi (73,2%); mempertimbangkan perasaan pembaca yang berasal dari agama/suku lain/ memiliki pandangan politik berbeda (69%); serta mencantumkan nama penulis saat melakukan repost (58,2%). Susunannya terlihat seperti pada grafik di atas.
Kementerian Kominfo dan KIC melakukan survei ini terhadap 10.000 pengguna internet berusia 13-70 tahun yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia.
Survei dilaksanakan selama periode Agustus-September 2022 melalui wawancara tatap muka. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan sekitar 0,98% dan interval kepercayaan 95%.
Responden memiliki beragam latar belakang dari ibu rumah tangga, wiraswasta, pekerja, pelajar, petani, dan lain-lainnya. Laporan lengkap mengenai survei ini dapat diakses dan diunduh melalui tautan https://survei.literasidigital.id/.
(Baca: Apa yang Dilakukan Masyarakat untuk Cegah Hoaks? Ini Hasil Surveinya)