Beberapa e-commerce di Indonesia dikabarkan telah mengalami peretasan sejak 2019. Peretasan ini diawali oleh Gnosticplayers yang mengklaim mencuri sekitar 13 juta data pengguna Bukalapak. Kumpulan data pengguna itu dihargai US$ 5.000 atau Rp 74,5 juta dengan kurs Rp 14.900/US$.
Awal Mei lalu, Tokopedia juga mengalami kebocoran data. Setidaknya 91 juta data pengguna dan lebih dari tujuh juta data merchant berhasil diperdagangkan dengan US$ 5.000 atau Rp 74,5 juta. Jenis data yang diambil berupa nama, e-mail, dan kata sandi pengguna.
Masih di bulan yang sama, tepatnya pada Sabtu (9/5), data pengguna e-commerce Bhinneka juga diperdagangkan senilai US$ 1.200. Jumlah itu setara dengan Rp 17,9 juta. Aksi ini didalangi ShinyHunters, kelompok peretas yang juga menyerang Tokopedia.