AI Mulai Dipakai untuk Mengelola Kota, Manajemen Lalu Lintas sampai Limbah

Berdasarkan riset Counterpoint, tahun ini sudah ada 238 inisiatif program berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola kota-kota besar di skala global.

Dari seluruh program tersebut, mayoritasnya digunakan untuk manajemen lalu lintas.

"Manajemen lalu lintas adalah penerapan AI paling populer dalam pengelolaan kota, mencakup 22% dari semua program yang dianalisis dalam studi ini," kata Counterpoint dalam laporannya, Rabu (3/9/2025).

Counterpoint juga menemukan, ada cukup banyak program AI yang digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan.

"Sebagai contoh, kota Austin, Texas, telah memperkenalkan perangkat lunak AI yang mengotomatisasi proses pengajuan izin mendirikan bangunan, supaya lebih cepat dan transparan," kata mereka.

Berikut rincian jenis inisiatif program AI untuk pengelolaan kota-kota global pada 2025, menurut temuan Counterpoint:

• Manajemen lalu lintas: 22%
• Pengambilan keputusan: 17%
• Chatbot untuk penduduk: 12%
• Manajemen limbah: 9%
• Manajemen air: 6%
• Pemantauan cuaca: 6%
• Perencanaan kota: 5%
• Pemeliharaan jalan: 4%
• Otomatisasi robot: 4%
• Pemeliharaan prediktif: 4%
• Lain-lain: 11%

Counterpoint melakukan studi ini di 100 kota metropolitan terbesar global. Beberapa contohnya adalah Singapura, Seoul, Beijing, Dubai, dan San Francisco.

Adapun kota terdepan dalam penggunaan AI berada di India, yakni Bengaluru.

"Bengaluru menjadi pemimpin keseluruhan dalam inisiatif AI untuk pengelolaan kota, diikuti Tokyo dan Seoul," kata mereka.

(Baca: Layanan hingga Penemuan Obat, Ini Inisiatif AI di Sektor Kesehatan 2025)