Alasan Masyarakat Indonesia Menggunakan Internet pada 2025

Teknologi & Telekomunikasi

Premium

Nabilah Muhamad 07/08/2025 09:48 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut survei APJII, pada 2025, sebagian besar masyarakat Indonesia terkoneksi dengan internet untuk mengakses media sosial, berita, transaksi online, dan hiburan.

Alasan Masyarakat Indonesia Terkoneksi Internet (2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Alasan Masyarakat Indonesia Menggunakan Internet pada 2025”.

Rp7.500

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Alasan Masyarakat Indonesia Terkoneksi Internet (2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 80,66% pada 2025.

Sebagian besar masyarakat Indonesia terkoneksi dengan internet untuk mengakses media sosial, berita, transaksi online, dan hiburan.

Berikut daftar lengkap alasan masyarakat Indonesia terkoneksi dengan internet pada 2025, menurut survei APJII:

Akses media sosial: 24,80%
Akses berita atau inforomasi terkini: 15,04%
Transaksi online: 14,95%
Akses konten hiburan: 14,68%
Akses layanan publik: 8,61%
Akses layanan keuangan: 5,84%
Menggunakan e-mail/berkomunikasi: 4,20%
Bersekolah dari rumah/school from home: 4,17%
Akses transportasi online: 4,16%
Bekerja dari rumah/work from home: 3,54%
Lainnya: 0,03%

APJII juga menyurvei alasan masyarakat yang tidak terkoneksi internet. Di kelompok ini, 43,63% tidak memiliki perangkat yang dapat terhubung ke internet.

Ada pula yang tidak tahu cara menggunakan perangkat yang dapat terhubung ke internet (40,77%), tidak melihat manfaat internet (3,24%), dan harga kuota terlalu mahal (2,88%).

Survei ini melibatkan 8.700 responden berusia minimal 13 tahun yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi Indonesia. Sampel dipilih dengan teknik multistage random sampling.

Survei dilakukan pada 10 April-16 Juli 2025 menggunakan metode wawancara tatap muka, dengan margin of error sekitar 1,1%.

(Baca: Indonesia Masuk 20 Negara Paling Sering Akses Media Sosial Kuartal I 2025)

Editor : Adi Ahdiat