Grab menambah insentif untuk memikat mitra pengemudi, pedagang, dan konsumen pada kuartal I 2022. Namun demikian, grab masih mencatatkan kerugian pada tiga bulan pertama tahun ini.
Kerugian Grab pada Januari-Maret 2022 tercatat sebesar US$435 juta. Kendati demikian, kerugian Grab menyusut 35% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$666 juta pada Januari-Maret 2021.
Sementara itu, pendapatan Grab naik 6% (yoy) dari US$216 juta pada kuartal I 2021 menjadi US$228 juta pada kuartal I-2022.
Adapun, insentif yang dikucurkan untuk konsumen naik 85% (yoy) dari US$186 juta menjadi US$344 juta. Sementara, insentif untuk para mitra naik 55% (yoy) dari US$139 juta menjadi US$216 juta.
Upaya tersebut berhasil mendongkrak nilai transaksi di aplikasi Grab. Nilai transaksi bruto (GMV) Grab meningkat 32% (yoy) dari US$3,64 miliar menjadi US$4,8 miliar pada kuartal I 2022.
Transaksi pengguna secara bulanan (MTU) pun naik 10% (yoy) mencapai 30,9 juta. Pengeluaran rata-rata per pengguna atau GMV per MTU juga naik 19% (yoy) menjadi US$155 juta.
"Kami optimistis bahwa bisnis akan terus menguat, karena semakin banyak negara yang hidup (berdampingan) dengan Covid-19," kata CEO Grab Anthony Tan dalam siaran pers, Kamis (19/5/2022).
"Lini mobilitas juga pulih dan kami berharap akan pulih secara bertahap karena pembatasan Covid-19 semakin berkurang dan basis pengemudi aktif meningkat,"imbuhnya.
(Baca Juga: Meski Anjlok, Kapitalisasi Pasar Grab Masih Masuk Daftar Perusahaan Pengiriman Makanan Terbesar)