Mayoritas Pendapatan Apple Berasal dari Amerika pada 2021

Produk Konsumen

Lite

Vika Azkiya Dihni 21/03/2022 18:50 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Melansir dari Business of Apps, mayoritas pendapatan Apple berasal dari Amerika, yang menyumbang US$153,3 miliar atau sekitar 45% dari total pendapatan di 2021

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Mayoritas Pendapatan Apple Berasal dari Amerika pada 2021

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Pendapatan Apple Menurut Wilayah (2021)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Mayoritas pendapatan Apple berasal dari Amerika, dengan nilai pendapatan US$153,3 miliar atau sekitar 45% dari total pendapatan di 2021, melansir dari Business of Apps. Angka tersebut naik 23% dibandingkan 2020 di mana pendapatan yang dihasilkan di wilayah tersebut sebesar US$124,5 miliar.

Sementara wilayah Eropa adalah pasar terbesar kedua untuk Apple. Eropa menyumbang US$89,3 miliar atau sekitar 23% dari total pendapatan perusahaan selama 2021.

Posisi ketiga ditempati oleh China. Pendapatan Apple di Negara Tirai Bambu tercatat sebesar US$68,3 miliar atau 18,7% dari total.

Kemudian, pendapatan Apple di Jepang menyumbang kurang dari setengah pendapatan Apple di China, yakni US$28,4 miliar atau 7,7%. Terakhir, wilayah Asia Pasifik lainnya yang mencatatkan pendapatan sebesar US$26,3 miliar atau 7% dari total.

Total pendapatan Apple selama 2021 tercatat sebesar US$365,8 miliar. Angka tersebut meningkat 33% dibandingkan pada 2020 yang sebesar US$274,3 miliar.

Editor : Annissa Mutia