Persentase Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Indonesia 2017-2024

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan di Indonesia pada periode 2017-2024 berfluktuasi.

Sebagai informasi, BPS mendefinisikan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan atau Prevalence of Undernourishment (PoU) sebagai proporsi penduduk di suatu wilayah yang mengonsumsi pangan lebih rendah dari standar kecukupan energi untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

PoU dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, pengeluaran, harga dan ketersediaan pangan, hingga pengetahuan tentang gizi.

Pada 2017, prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan Indonesia di angka 8,23%. Pada 2019, prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan turun menjadi 7,63%.

Namun pada 2022 atau masa pandemi Covid-19, prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan naik menjadi 10,21%. Setelahnya, angkanya turun.

Data terakhir pada 2024 menunjukkan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan menjadi 8,27%.

Pada tahun lalu, Provinsi Papua Tengah menempati posisi pertama sebagai daerah dengan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan tertinggi, yakni 37,69%.

Diikuti Provinsi Maluku 31,66%, Provinsi Papua Selatan 29,26%, Provinsi Maluku Utara 28,44%, dan Provinsi Papua Pegunungan 27,26%.

(Baca: 10 Provinsi dengan Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Tertinggi 2024)