Kurang Lapangan Kerja, Tantangan Utama Pemuda Indonesia pada 2025

Politik

Lite

Nabilah Muhamad 28/10/2025 16:16 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut survei Litbang Kompas, tantangan terbesar pemuda Indonesia saat ini adalah kurangnya lapangan kerja.

Tantangan Terbesar Pemuda Indonesia menurut Responden (September 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Kurang Lapangan Kerja, Tantangan Utama Pemuda Indonesia pada 2025

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Tantangan Terbesar Pemuda Indonesia menurut Responden (September 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda, Litbang Kompas merilis hasil survei mengenai ragam tantangan yang dihadapi pemuda Indonesia.

Mayoritas atau 59,4% responden menilai tantangan utama pemuda saat ini adalah kurangnya lapangan kerja.

Ada juga yang menyoroti keterlibatan pemuda dalam tindak kriminal (15,1%), serta godaan media sosial yang mendorong gaya hidup berlebihan (7,6%).

"Mulai dari narkotika, tindakan kriminalitas di tengah berbagai gejolak, hingga standar kehidupan yang kerap dibagikan di media sosial," kata tim Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (27/10/2025).

Tantangan lainnya adalah situasi bangsa yang tidak kondusif (7,3%), polarisasi dan perpecahan antar-kelompok (4,4%), serta sikap apatis atau ketidakpedulian terhadap masalah bangsa (3,5%).

Kendati demikian, 73,1% responden yakin bahwa generasi muda saat ini mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

Survei ini melibatkan 528 responden dari 72 kota di 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.

Pengambilan data dilakukan pada 8-12 September 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) 4,22% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

(Baca: Isu yang Memantik Kepedulian Anak Muda Indonesia, HAM Teratas)

Editor : Adi Ahdiat