Menurut hasil survei Yayasan Pelopor Pilihan Tujuhbelas (PP17), terdapat sejumlah isu yang memantik kemarahan anak muda di Indonesia pada pertengahan 2025.
Terbesar adalah isu korupsi dengan agregat kemarahan sebesar 71%. Rinciannya, sangat marah sebesar 48% dan marah 23%.
Tim riset menyebut, isu korupsi—antikorupsi—paling dirasakan oleh responden usia lebih dari atau sama dengan 31 tahun (77%) dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Topik korupsi juga membuat sangat marah orang muda yang berada di Sumatera (71%), Jawa (73%), dan Sulawesi (76%).
Lalu ada isu kemiskinan dengan total kemarahan 67%. Rinciannya, sangat marah 35% dan marah 32%.
Isu ekonomi menyusul dengan tingkat kemarahan 62%. Ini terdiri atas sangat marah 30% dan marah 32%.
Di luar tiga isu besar itu, agregat kemarahan berada di atas 40%-50%. Topik itu di antaranya hak asasi manusia (58%), ketenagakerjaan (57%), pendidikan (57%), hingga ketimpangan gender (42%) yang menempati posisi paling akhir.
PP17 menyebut, responden usia lebih dari atau sama dengan 31 tahun secara signifikan lebih banyak merasa sangat marah dan agak marah dibandingkan kelompok usia lain.
Kemarahan paling menonjol, selain korupsi, berada di topik kemiskinan (73%) dan pendidikan (63%). Lalu agak marah pada topik HAM (24%), ketenagakerjaan (31%), dan gender (25%).
"Temuan-temuan ini mengindikasikan bahwa kelompok usia ≥31 tahun merasa paling terdampak secara negatif oleh perkembangan di berbagai topik di atas," tulis PP17 dalam laporannya, National Benchmark Survey, pada 21 Agustus 2025.
Tim riset juga menemukan, tingkat kemarahan anak muda sejalan dengan pandangan politik dan minat mereka terhadap isu. Mereka yang merasa sangat berminat terhadap isu (75%), serta tergolong progresif (66%) dan sangat progresif (75%).
"Ini menunjukkan bahwa kemarahan orang muda tidak sekadar ekspresi emosional, melainkan terkait erat dengan kesadaran politik dan kepedulian mereka terhadap isu publik," tulis PP17.
Survei ini melibatkan 1.342 responden berusia 17-35 tahun yang tersebar di Pulau Jawa (60%), Sumatera (19%), Sulawesi (8%), Kalimantan (6%), Nusa Tenggara (6%), dan lainnya (2%). Adapun komposisi jenis kelaminnya, 49% perempuan dan 51% laki-laki.
Mayoritas responden merupakan pekerja swasta dan ASN (37%), lalu ibu rumah tangga (16%), pelajar (11%), fresh graduate (9%), dan lainnya (26%).
Survei diselenggarakan pada 10-17 Juli 2025 dengan metode computer-assisted self interviewing (CASI) atau survei online.
(Baca: Aktivitas Pengembangan Diri yang Banyak Dilakukan Anak Muda Indonesia)