Banyak Negara di Dunia Makin Membatasi Kebebasan Berekspresi

Politik

Lite

Erlina Fury Santika 05/06/2025 20:10 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut riset V-Dem Institute, banyak negara di dunia semakin membatasi kebebasan berekspresi penduduknya pada 2024. Ini perbandingannya dengan data 2004.

Perbandingan Jumlah Negara atas Keadaan Kebebasan Berekspresi (2004 dan 2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Banyak Negara di Dunia Makin Membatasi Kebebasan Berekspresi

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Perbandingan Jumlah Negara atas Keadaan Kebebasan Berekspresi (2004 dan 2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Sejumlah pakar dan peneliti dari Varieties of Democracy (V-Dem) Institute menemukan banyak negara yang semakin membatasi kebebasan berekspresi penduduknya.

Dari indikator yang dianalisis, kebebasan berekspresi memburuk di 44 negara pada 2024 atau seperempat dari seluruh negara di dunia.

Angka tersebut naik dari 2023 yang mencapai 35 negara pada laporan tahun lalu, bahkan jauh dari dua dekade lalu atau 2004 yang hanya 7 negara.

Sementara negara yang meningkatkan kualitas kebebasan berekspresi justru menurun. Jumlahnya, dari 29 pada 2004 menjadi 11 pada 2023 dan turun lagi menjadi 8 negara pada 2024.

"Selama lebih dari satu dekade, kebebasan berekspresi menjadi aspek demokrasi yang paling terdampak," tulis V-Dem Institute dalam laporannya, dikutip pada Kamis (5/6/2025).

V-Dem Institute mencatat, kemunduran kebebasan berekspresi ini mencakup berbagai aspek, seperti penurunan kebebasan media, memburuknya keamanan jurnalis, berkurangnya kebebasan warga untuk mendiskusikan isu-isu politik, hingga kondisi tergerusnya kebebasan berekspresi di ranah akademik dan budaya.

"Jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014, tingkat kehilangan [aspek] ini sangat mencengangkan," tulis V-Dem Institute.

Riset ini termasuk dalam analisis demokrasi liberal yang tercantum dalam laporan Democracy Report 2025, 25 Years of Autocratization-Democracy Trumped?. Sedikitnya ada 179 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Editor : Erlina Fury Santika