Lembaga ilmiah Amerika Serikat, United States Geological Survey, melaporkan Indonesia mengalami perlambatan produksi nikel dengan perkiraan sekitar 10,9% pada 2020. Indonesia sanggup memproduksi 853 ribu metrik ton nikel pada 2019. Jumlahnya menyusut menjadi sekitar 760 ribu metrik ton pada 2020.
Filipina menyusul dengan penyusutan produksi nikel sebesar 0,9%. Negara itu memproduksi 320 ribu metrik ton pada 2020, padahal setahun sebelumnya sanggup menghasilkan 323 ribu metrik ton.
Secara keseluruhan, produksi nikel dunia diperkirakan turun 5,3%. Produksi nikel secara global mencapai 2,6 juta metrik ton pada 2019, kemudian turun menjadi 2,5 juta metrik ton setahun setelahnya.
Pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik resmi beroperasi di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Indonesia. Pabrik di bawah naungan Harita Group itu akan memproduksi campuran padatan hidroksida dari nikel dan kobalt. Meski dimiliki kelompok tersebut, pabrik akan dijalankan PT Halmahera Persada Lygend.
(Baca: Pemerintah Targetkan 30 Smelter Nikel Terbangun hingga 2024)
Pemurnian nikel yang memanfaatkan proses hidrometalurgi HPAL berkapasitas produksi MHP hingga 365 ribu ton per tahun. MHP merupakan produk dari pengolahan serta pemurnian nikel kadar rendah sebelum diproses lebih lanjut jadi nikel sulfat dan kobalt sulfat.