Kobalt merupakan salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik. Jenis logam ini nampaknya bakal menjadi primadona baru Indonesia seiring ambisi pemerintah mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
Berdasarkan laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), total produksi kobalt di seluruh dunia diestimasikan mencapai 190.000 metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 165.000 metrik ton.
Kongo merupakan produsen kobalt terbesar dunia pada 2022 yang mencapai 130.000 metrik ton atau setara 68,42% dari total produksi kobalt global. Produksi kobalt di Kongo meningkat dari 2021 yang sebanyak 119.000 metrik ton.
Adapun Indonesia menempati peringkat kedua dengan total produksi kobalt sebesar 10.000 metrik ton pada 2022. Jumlah produksi tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya 2.700 metrik ton.
“Produksi tambang dan kilang kobalt global diperkirakan akan meningkat ke rekor tertinggi pada 2022. Peningkatan produksi tambang terutama di Kongo (Kinshasa) dan di Indonesia, di mana pertambangan baru dan proyek pemrosesan mulai berproduksi,” demikian dikutip dari laporan USGS.
Di bawah Indonesia, ada Rusia dengan produksi kobalt sebanyak 8.900 metrik ton. Posisinya diikuti oleh Australia dan Kanada dengan produksi kobalt masing-masing 5.900 metrik ton dan 3.900 metrik ton.
Berikut daftar negara produsen kobalt terbesar dunia pada 2022:
- Kongo: 130.000 metrik ton
- Indonesia: 10.000 metrik ton
- Rusia: 8.900 metrik ton
- Australia: 5.900 metrik ton
- Kanada: 3.900 metrik ton
- Kuba: 3.800 metrik ton
- Filipina: 3.800 metrik ton
- Madagaskar: 3.000 metrik ton
- Papua Nugini: 3.000 metrik ton
- Turki: 2.700 metrik ton
- Moroko: 2.300 metrik ton
- Tiongkok: 2.200 metrik ton
- Amerika Serikat: 800 metrik ton
Adapun cadangan kobalt dunia diperkirakan mencapai 8,3 juta metrik ton pada 2022. Tak hanya unggul terkait produksi, Kongo juga merupakan negara dengan cadangan kobalt terbanyak dunia yaitu mencapai 4 juta metrik ton.
Sementara, cadangan kobalt di Indonesia menempati peringkat ketiga dunia pada tahun lalu yaitu sebesar 600.000 metrik ton.
(Baca: Deretan Negara Produsen Litium Terbesar Dunia pada 2022, Australia Teratas)